KOB_293
Bab 293
KOB_293
‘Jika aku punya pilihan. Apakah aku bisa menjalani
kehidupan yang berbeda?’
Dia telah membunuh terlalu banyak, dan tangannya berlumuran darah orang-orang yang tak harus mati. Tak mungkin untuk tinggal bersama orang lain, dengan bau darah yang menyengat padanya.
Muyoung berlutut, dan darah muncrat ke mana-mana dari lubang
di sekujur tubuhnya. Aliran darahnya sedemikian rupa. Sehingga mengejutkan,
jika dia belum meninggal. Terlalu berat bagi Muyoung untuk menghadapi tiga ratus
pembunuh terampil, dan pemimpin mereka meskipun pelatihan terbaik di Forest of
Assassin.
‘Ini jalan yang panjang.’
Muyoung memaksakan bibirnya untuk tersenyum. Dia tak ingat
namanya sendiri, atau bagaimana tersenyum lagi. Segalanya telah berubah, setelah
dia dipanggil ke Underworld, tanah seperti neraka… tempat 72 demon lord
memerintah.
Umat manusia telah dipanggil sedikit demi sedikit dalam
waktu yang lama. Dan Muyoung ada di antara mereka. Dia harus melindungi
hidupnya dari segala macam monster, tanpa waktu untuk beradaptasi. Dia tak bisa
mempercayai manusia lain, karena hidup itu murah.
Mereka telah menciptakan tempat yang mengkhususkan diri pada
pembunuhan. Seperti, Forest of Assassin untuk melindungi otoritas kecil yang
mereka miliki.
Muyoung telah ditawan, tak lama setelah dia memasuki dunia
iblis, dan membunuh orang lain di bawah pengaruh doktrinasi dan obat-obatan.
Orang-orang yang akan menjadi harapan bagi umat manusia, mati di tangannya.
Semua penyesalan sudah lama hilang, dan Muyoung tak lagi
merasakan apapun saat membunuh orang.
Dia sudah tak lagi hidup, di antara yang lain. Muyoung
mengangkat kepalanya.
“Ini terakhir kalinya, aku melihat langit seperti ini lagi.”
Langit yang dilihatnya sangat jelas, dan karena bintang
alien begitu indah… Muyoung merasa sedih. Dia ingin menghadapi kematian dengan
senyuman. Tapi, dia tak bisa menahan tangis.
‘Aku tak pernah ingin melakukan semua ini.’
Muyoung membunuh mereka semua. Karena menurutnya, itu jalan
yang benar. Dia membenci dirinya sendiri, karena tak merasakan apa-apa dengan
kematian mereka.
‘Bisakah aku berubah, jika aku terlahir kembali?’
Dia telah menjalani kehidupan yang kosong, di mana dia
adalah bidak yang digerakkan oleh keinginan orang lain. Muyoung mengulurkan
tangan untuk menyentuh mayat. Orang mati tak hangat dan tidak memiliki ekspresi
apapun. Tapi, Muyoung ingin merasakan emosi dan kehangatan.
‘Kehangatan…’
Muyoung ingin berubah. Tapi, dia tak bisa, karena tak ada
waktu tersisa untuknya, dan dia telah melangkah terlalu jauh.
Matanya mulai kabur, dan detak jantungnya mulai melambat.
Tapi jika…
Jika diberi waktu, jika dia diberi kesempatan untuk berubah.
“Aku… Aku tak akan pernah menyerah.”
Mouyoung menangkap cahaya di kejauhan…
Post a Comment for "KOB_293"
comment guys. haha