LMS_V32E01P02

1. Perluasan Kerajaan Arpen (2)
Burung-burung bernyanyi dengan semangat, ketika pagi hari.
Seekor burung emas kecil membuka sayapnya dan terbang ke suatu tempat.
Kukukuku!
Cuit cuit.
Jjororororong.
Golden Bird terbang di sekitar burung-burung yang besarnya
tak wajar. Tak seperti burung-burung biasa, burung-burung pipit itu seukuran
ayam dan ada burung hantu yang berkeliaran di pagi hari. Sayap dan cakarnya
cukup kuat untuk menembus besi.
Golden Bird menuju ke Lavias, pulau langit.
"Teman-teman jenis kita datang."
"Mahkota berkilauan itu yang ada di kepalanya."
"Itu dia."
Seekor burung dengan pandangan yang bagus melaporkan jika
Golden Bird datang. Puluhan kemudian ratusan burung dari Lavias keluar untuk
menemui Golden Bird. Dia menerima perlakuan terbaik dari para burung.
Ukuran, jenis, dan warna dari Golden Bird berbeda, jika
dibandingkan dengan burung-burung yang lain, itu benar-benar menakjubkan.
Golden Bird mengitari pulau tersebut, sebelum mendarat di tanah. Dia bertengger
pada sebuah cabang setelah mendarat di Lavias.
"Sudah lama sekali, anak-anak."
Para Avian menganggukkan kepala mereka. Sayangnya ingatan
mereka buruk. Jadi, setelah beberapa saat, mereka bahkan tak akan tahu orang
tua atau saudara kandung mereka. Tapi mereka tak akan lupa tentang Golden Bird.
Burung pertama yang diciptakan oleh Kaisar Geihar Von Arpen.
Patung-patung dan lukisan-lukisan yang merayakan Golden Bird
masih ada di Lavias. Di masa lalu, ketika Weed datang ke Lavias, dia tak datang
ke sarangnya. Beberapa player mendatangi sarang tersebut, dan menemukan
eksistensi dari Golden Bird. Eksistensi legendaris ini akhirnya mengunjungi
Lavias.
"Aku datang ke sini karena sekarang adalah waktunya
kita berpindah."
Para Avian terbang ke sekitarnya, setelah mendengar
kata-kata Golden Bird. Para Avian secara bersamaan mengepakkan sayap mereka,
sambil berputar-putar di langit. Sangat sulit untuk menebak populasi dari klan
Avian. Rumah-rumah dibangun di pusat pulau dan toko-toko melakukan bisnis, tapi
beberapa burung nyaris tak meninggalkan sarang mereka.
Lebih dari 100 burung memiliki hobi tinggal di pepohonan dan
berkicau!
Burung-burung ganas juga melakukan pertempuran-pertempuran
liar dan ganas, di dungeon dan tempat berburu di Lavias. Selain itu, ada
telur-telur yang masih belum menetas. Banyak Avian yang berjalan-jalan, bahkan
tak tahu bahasa Inggris.
Piyak?
Paek paek paek paek!
Burung-burung di Lavias berlarian, mengepakkan sayap mereka
dan membuat banyak kegaduhan. Burung- burung di tanah juga mengepakkan sayap
mereka dalam suatu kegemparan. Desa Baran di tanah bawah tak tahu tentang apa
yang sedang terjadi di langit.
Sejak Desa Baran jatuh ke tangan Order of Embinyu, sangat
sedikit player yang tinggal di sana.
"Apa ini?"
"Shh, tampaknya terjadi suatu event."
"Lalu apa itu? Kita tak bisa mendekati area itu."
Burung-burung memenuhi jalanan, pepohonan, dan pagar-pagar
Lavias. Para player tak bisa mendekati area ini, dan terpaksa menonton dari
kejauhan. Golden Bird menunggu mereka untuk tenang, sebelum berkata.
"Benua telah jatuh ke dalam kekacauan. Manusia
mengerang dalam kesakitan, jadi kelompok mulia kita tak bisa hanya berdiam diri
dan menonton saja."
Biasanya, ketika mendengar pidato semacam ini, manusia akan
bertepuk tangan dan bersorak.
Cuit cuit.
Piyak piyak.
Kkwae kwae kwaeek!
Burung-burung muda dan kecil membuka sayap mereka, dan
berteriak dalam persetujuan.
"Belakangan ini manusia di Kerajaan Rosenheim tak
bertani dengan benar."
"Itu menjadi semakin sulit, untuk mendapatkan beras
bernutrisi."
"Aku tak suka makan cacing..."
Para Avian terbiasa dengan rasa yang mewah. Mereka juga
mengalami kesulitan saat manusia melakukan peperangan. Golden Bird adalah
seorang pemimpin yang bisa mempengaruhi nasib dari seluruh ras.
"Kita akan pergi ke Utara."
"Ada apa di sana?"
Seekor burung kecil dan perpenampilan manis bertanya.
"Ada biji-bijian bagus di sana, dan kamu bisa makan
sebanyak yang kamu mau."
Para Avian memutuskan untuk berpindah karena kata-kata ini!
Para Avian tak hanya mengemas barang- barang milik mereka
dan terbang ke utara. Suatu metode semacam itu memang bisa dilakukan, tapi itu
tak diperlukan. Malam itu, kota langit Lavias mulai bergerak.
Seluruh pulau bergerak di langit menuju ke utara. Semua
dungeon, tempat berburu, dan toko-toko semuanya berpindah.
* * *
"Itu tidaklah mungkin, untuk melakukan ini sendirian.
Aku harus membawa Yellowy!"
Dia teringat eksistensi Yellowy, setiap kali diperlukan
kerja keras. Weed memutuskan untuk melaporkan keberhasilan dari quest Radiant
Sword di Rhodium terlebih dahulu.
"Aku sudah mengembangkan pemahatanku untuk melindungi
Benua Versailles."
Itu adalah hal yang naluriah untuk melakukan upaya untuk
meningkatkan ke dekatannya.
[Quest selesai: Pedang Cahaya yang Membelah Segalanya
Sculptor Weed yang sangat diakui telah membuktikan jika dia
juga jenius menggunakan pedang.
Radiant Sword.
Permainan pedangnya sudah cukup untuk berkelana di benua,
dan membunuh orang-orang jahat.
>Fame meningkat sebesar 850 poin
>Strength meningkat sebesar 6 poin
>Agility meningkat sebesar 5 poin
Anda telah mengatasi badai yang ganas dan berhasil dalam
pelatihan pedangmu.
Semua statistik meningkat sebesar 3 poin]
[Anda telah naik level!]
Mata dari pria tua yang ada di Rhodium berubah. Pada mulanya
Weed adalah seorang player biasa. Tapi sekarang, dia diperlakukan sebagai seorang
Sculptor jenius.
"Kamu telah menyelesaikan banyak hal. Sungguh
fantastis. Dengan setingkat ini, tak akan mustahil bagimu untuk mengekspresikan
keindahan mempesona. Kamudian patung yang lain..."
"Aku masih dalam proses pembuatannya."
"Aku akan percaya padamu dan menunggu. Jika kamu
menyelesaikan quest ini dengan sukses, maka aku bisa mempercayakan padamu
sebuah tugas yang penting. Silahkan lanjutkan kerja kerasmu dalam
pemahatan."
"Tentu saja."
Weed sering membuat patung, jadi dia percaya diri mengenai skill
miliknya. Dia tak mendapati pelatihan dalam badai itu adalah hal yang sulit.
Melupakan kekuatan dan kelelahan. Sumber dari imajinasinya adalah uang!
* * *
Weed kembali ke utara bersama Yellowy, untuk membuat patung
alam.
"Aku tak harus memikirkan terlalu besar. Yang perlu aku
pikirkan adalah mengenai langit, tanah, dan bunga."
Dia membuat awan dari air sungai untuk patung alam miliknya.
Itu adalah hal yang menghabiskan banyak waktu, tapi itu bukanlah apa-apa
dibandingkan dengan patung alam yang pertama kali ia buat. Tapi itu adalah
tanah yang luas, jadi membuat patung tidaklah mudah.
"Ini masih memiliki kekurangan dalam beberapa bagian...
ini tak bisa menjadi sebuah patung alam sejati, tanpa adanya intervensi
besar-besaran."
Alam lebih indah saat dibiarkan tetap utuh. Tujuan dari
quest ini adalah untuk mencapai keindahan alami, setelah berlalunya waktu.
Patung milik Weed yang sekarang ini harus mengekspresikan keindahan, bahkan
setelah waktu yang lama telah berlalu. Sehingga itu untuk membuatnya menjadi
lebih sulit.
"Suatu keindahan alami harus hebat dan penuh
kehidupan."
Suatu sumber kesehatan yang kaya. Dan pemandangan luar biasa
yang bisa menghapuskan segala kekhawatiran dalam hati seseorang.
"Tempat ini..."
Weed dengan jelas memutuskan subjek dari patung alam
tersebut. Bentuk dari matahari terbenam atau aurora adalah hal yang indah
secara alami. Dia memiliki suatu kenangan tak terlupakan pada saat senja. Tapi
ada bagian yang hilang, ketika berusaha untuk merasakan vitalitas alam.
"Ada suatu pemandangan yang ingin aku lihat, setidaknya
sekali."
Dia tak perlu membayangkannya sebagai seorang sculptor. Itu
adalah sebuah profesi yang bisa mengekspresikan apapun, yang ia visualisasikan
dalam pikirannya!
'Skill-skill Sculptor
dalam jumlah yang besar dimaksudkan untuk tujuan ini.'
"Alam..."
Weed memutuskan untuk tak berpikir seperti manusia. Dia
memutuskan untuk menggunakan pengalaman yang sebelumnya sebagai seekor
hummingbird, seekor serigala yang berkeliaran, atau seekor kanguru yang
melompat-lompat, sebagai contohnya.
Sculpture Shapeshifting memungkinkannya untuk mengubah
tubuhnya dan melihat dunia dari sudut pandang spesies tersebut. Manusia
berusaha mengubah segalanya, agar sesuai dengan kenyamanan mereka sendiri. Tapi
hewan-hewan beradaptasi untuk hidup di alam.
"Jika aku hidup di sini..."