LMS_V32E08P02

8. Pertempuran Besar yang Ganas (2)
"Tersisa 29 lagi."
Muncul senyum di wajah Weed, meski situasinya belum
menguntungkan.
Sebuah Helm Mirthil dengan kemurnian tingkat tinggi. Itu
adalah helm yang pernah digunakan oleh seorang Knight berlevel 400 dari Guild
Morningstar. Itu dibuat oleh seorang Blacksmith Dwarf, sehingga memiliki pertahanan
khusus dan opsi untuk meningkatkan efek skill tempur.
Para Demon Soldier berkeliaran di Roderick's Labyrinth, dan
mungkin mereka akan berakhir di sini. Setelah Weed selesai melakukan
perhitungan, dia ber-teleport ke Demon Soldier lain. 3 Demon Soldier mencoba
untuk menginjak-injak para Priest di luar pertahanan para Paladin. Seorang
Demon Soldier berada di depan Alveron yang benar-benar harus dilindungi.
"Teleport!"
Weed melancarkan serangan pada 3 Demon dengan menggunakan
Red Star. Dia tak bisa sepenuhnya berhasil dalam serangan mendadak, seperti
sebelumnya. Para Demon memiliki kecerdasan yang sangat tinggi, dan mereka mulai
mengambil tindakan pencegahan saat rekan-rekannya mati.
"Dia..."
"Kyaaat! Panas."
3 Demon Soldier dengan mudah menahan serangan Weed, kemudian
memberikan serangan balik. Suatu pertarungan jarak dekat!
Weed tak boleh membiarkan para Paladin mati. 10 Paladin yang
baru saja ia tugaskan untuk memecahkan telur Talloss, kini telah dibunuh oleh
Demon Soldier.
"Telurnya menetas!"
"Kita harus menghentikan telur Talloss."
Weed menghentikan serangan ganas dari Demon Soldier, sambil
terus mengamati situasinya. Para Paladin dan Priest bertahan melawan Demon
Soldier.
"Kueok!"
"Dewi Freya, mohon terima ragaku yang lemah ini, karena
telah kalah dari makhluk-makhluk jahat."
Para Paladin tak bisa menahan serangan musuh, kemudian
sekarat. Talloss tumbuh lebih besar seiring waktu berlalu. Tubuh mereka
seukuran pria dewasa dan ketebalan kakinya mencapai beberapa meter. Talloss
besar menerobos formasi pertahanan Paladin, sehingga menyebabkan banyak dari
mereka mati.
"Kita akhirnya sanggup datang ke tempat ini, tapi kalau
begini terus, kita semua akan musnah."
* * *
20 menit berlalu dan hanya 200 Paladin yang tersisa. Sekitar
sepertiga dari Priest telah menjadi korban, tapi masalah yang lebih serius
adalah Mana yang terus terkonsumsi. Jika mereka kehabisan Mana, maka mereka tak
akan mampu menggunakan sihir suci, untuk melawan musuh atau mengobati luka.
Weed mati-matian bertarung melawan Demon Soldier dengan luka
di sekujur tubuhnya. Setidaknya 3-4 Demon Soldier menyerangnya. Jika bukan
karena kekuatan Red Star dan penyembuhan darurat dari para Priest, dia pasti
sudah mati. Jika Mana para Priest habis, maka dia harus bertarung tanpa
penyembuhan apapun.
"Semuanya... bergegaslah ke arahku!"
Weed berteriak menggunakan Lion's Roar. Dia harus berteriak
untuk menaikkan moral para Paladin.
"Aku tak akan membunuhmu dengan mudah. Aku akan
membiarkanmu merasakan siksaan yang panjang dan menyakitkan."
"Kukuku. Tak ada yang akan keluar dari sini
hidup-hidup."
Weed bertarung melawan Demon Soldier. Para Demon memiliki
fisik dan kekuatan yang tinggi, sehingga Weed tak punya pilihan selain
menghadapi krisis. Demon-demon mengakui jika Weed adalah ancaman, sehingga
mereka selalu menyerangnya dalam kelompok.
"Tak akan bisa."
Weed berbalik arah, kemudian lari.
"Heheheheheh."
"Tak ada jalan keluar dari neraka."
Para Demon Soldier mengepakkan sayap merekam dan mengejarnya
dengan cepat. Weed sedang menggiring Demon Soldier pada tempat yang berbahaya,
di mana Roderick menggunakan sihirnya.
"Terbakarlah sampai hangus!"
Sebuah sihir api tingkat tinggi!
Hwarururuk!
Montus menghindari serangan sihir yang Roderick lepaskan.
Pada saat yang bersamaan, 5 Demon Soldier yang sedang mengejar Weed diarea itu
terhantam oleh sihir tersebut. Sayangnya, 3 dari mereka berhasil selamat, namun
pergerakannya tersegel.
Weed hanya mengamati Roderick dalam waktu yang relatif
singkat, tapi dia sudah bisa memahami bagaimana cara bertarung bersama Roderick.
"Sword-cloning!"
Weed membentuk 10 bayangan. Dan mereka dengan kejam
menyerang Demon Soldier yang pergerakannya tersegel.
[Demon Soldier Jenpian telah dihancurkan.
Fame telah meningkat sebesar 97, untuk semua orang yang
berpartisipasi dalam pertempuran.]
[Demon Soldier Kruni telah dihancurkan.
Fame telah meningkat sebesar 142, untuk semua orang yang
berpartisipasi dalam pertempuran.
[Demon Soldier Malelus telah dihancurkan.
Fame telah meningkat sebesar 198, untuk semua orang yang
berpartisipasi dalam pertempuran.]
[Anda telah bertempur dengan gagah berani melawan para Demon
Soldier.
Fighting Spirit dan Strength meningkat sebesar 1 poin.]
"Masih tersisa beberapa Demon yang harus
ditangani."
Banyak Paladin dan Priest mati, tapi mereka masih sanggup
memberikan damage pada Demon. Mereka mengurangi jumlah Demon sebanyak 13, tapi
HP dan Vitality mereka sudah menurun. Weed telah menggunakan kesempatan untuk
melenyapkan 8 Demon dengan bantuan sihir Roderick. Para Paladin mengarahkan
Demon ke dalam pengepungan, kemudian melawan mereka.
"Bahamorg pergi ke sana, jadi para Paladin dan Priest
dapat bertahan untuk sementara waktu."
Kemampuan pemulihan dari para Demon Soldier sangatlah
lambat. Walaupun HP mereka tetap, kemampuan tempur mereka akan menurun karena
kurangnya Mana. Para Paladin dan Priest memiliki pemulihan yang cepat. Sehingga,
mereka masih sanggup bertarung melawan para Demon. Masalahnya adalah,
telur-telur Talloss yang terus menetas.
Kuwek!
Wakjak!
Talloss yang telah menetas tak peduli pihak mana yang
menang, apakah Paladin ataukah Demon. Mereka memakan Demon atau Paladin di
dekat mereka tanpa peduli. Semakin banyak mereka makan, maka jumlah mereka juga
semakin bertambah.
"Ah, tidak! Dewi Freya, mohon jangan abaikan hambamu
yang setia ini!"
"Jika Sword of Lugh hancur di tempat seperti
ini..."
Meskipun Leadership Weed cukup tinggi, moral para Paladin
dan Priest turun dengan cepat. Rekan-rekan mereka banyak yang sudah mati,
sedangkan Montus terus menyebarkan pengaruh gelap.
"Buried Breath."
"Deep Pipe!"
Para Priest menggunakan blessing, sementara para Demon
melantunkan sihir hitam yang busuk.
"Bagaimana bisa aku gagal?!"
"Kikilkil! Mengapa Dewi Freya mengabaikan diriku?"
Para Paladin dan Priest cukup terorganisir, tapi jelas jika
situasi ini tak menguntungkan bagi mereka.
"Kalau begini terus, semuanya akan mati. Walaupun kita
menang melawan Demon, berapa banyak yang mampu bertahan... dan jika Montus
menang, maka tak akan ada yang sanggup bertahan hidup.. aku tak mau repot-repot
datang ke sini hanya untuk mati."