LMS_V32E09P01 Pencapaian yang Besar

9. Pencapaian yang Besar (1)
"Ini gawat."
Weed membalutkan perban pada cedera Roderick.
"Tak perlu. Tubuhku akan lenyap tak lama lagi..."
"Tidak. Kita adalah rekan yang berjuang
bersama-sama."
Persaudaraan hangat itu membuat matanya terasa kotor dan ingin
menangis!
"Teman ya... aku hanyalah seorang penyihir kesepian.
Inilah akhirku, seperti yang pernah terjadi di kala itu."
Roderick yang arogan tak bisa menyembunyikan perasaan
melankolisnya.
"Belum terlalu terlambat. Sekarang adalah kesempatan
untuk memperbaiki kesalahan itu."
"Montus lebih kuat dariku."
"Jika kita menggabungkan kekuatan, maka pasti ada
jalan."
"Kamu tak akan banyak membantu."
Para Mage memiliki kepribadian yang benar-benar berbeda.
Bukannya persahabatan, loyalitas, atau dedikasi, mereka justru menilai situasi
dengan ketenangan. Itu adalah hal yang bagus, jika pertempuran bisa
dimenangkan, tapi situasi saat ini tidaklah menguntungkan.
"Roderick-nim ada di dunia ini hanya selama satu jam
saja. Mengapa kamu tak melawan dengan semangat, dan mengorbankan semua
jiwa-ragamu?"
"Siap mati.... Aku sudah mati."
"Kamu akan menyesal, jika tak melakukan yang terbaik
demi dunia ini."
"Aku mengerti apa yang kamu bicarakan."
Roderick mulai bermeditasi untuk mengumpulkan Mana. Para
Paladin dan Priest berdoa dengan khidmat untuk membatalkan efek kutukan.
Weed beristirahat sambil mengamati Montus yang masih
mengamuk. Sementara itu, api Red Star memulihkan HP dan Mana sepenuhnya.
*Ding!*
[Tubuhmu berada pada kondisi terbaik.]
Para Demon Soldier dan Talloss sedang dihancurkan oleh
Montus. Saat ini, Talloss terlambat bangkit dari telur mereka, dan Montus
melampiaskan kemarahannya terhadap Roderick dan Weed pada mereka.
Tubuh Bahamorg kembali normal, setelah menggunakan perban
dan makan kentang rebus. Dia memiliki ketahanan yang baik sebagai pahlawan dari
Kekaisaran Arpen.
Weed berbicara kepada Roderick.
"Aku mempunyai sebuah permintaan."
"Apa itu?"
"Kita harus bekerjasama sekarang."
"Aku akan bertarung dengan caraku sendiri. Aku tak
bertarung seperti seorang prajurit."
Roderick adalah suatu eksistensi yang sulit untuk ditangani.
Dia adalah seorang Mage legendaris, sehingga sulit untuk memintanya
bekerjasama.
"Aku tahu. Tapi aku memintamu untuk hanya menggunakan
sihir bertipe api, saat aku berada di sekitar Montus."
"Aku berpengalaman dalam sihir api, sehingga aku dapat
mengabulkan permintaanmu itu. Jika kamu memberiku beberapa waktu, maka aku
dapat menggunakan sihir dengan level yang lebih tinggi."
"Terima kasih. Jika kita mengalahkan Montus, maka
semuanya karena usaha Roderick-nim."
Sepertinya Roderick menganggap jika tawaran Weed tidaklah
merugikan, sehingga dia pun menyetujuinya dengan suka rela. Dan Weed juga
berbicara dengan para Paladin.
"Kita tak bisa membiarkan iblis ini, yang bertentangan
dengan kehendak para Dewa, untuk menimbulkan kekacauan di Benua
Versailles."
"Kami siap untuk bertarung setiap saat."
Derian yang bertindak sebagai perwakilan, menjawab. Tapi,
masih ada setengah dari para Paladin yang belum terbebas dari kutukan Montus.
Mereka belum siap untuk pertempuran selanjutnya, dan perlu istirahat. Jika
mereka bertarung melawan monster bos seperti Montus dalam kondisi seperti itu,
maka mereka pasti akan mati.
"Kamu akan terbantai sekaligus, jika berkumpul dalam
kelompok. Berikan dukungan jarak jauh dengan menggunakan busur dan sihir
suci."
"Apakah itu cukup?"
"Kita lihat saja."
Weed ingin menyelamatkan Paladin sebanyak mungkin. Dia tak
bisa mendapatkan poin kontribusi, jika para Paladin tak kembali ke Order
masing-masing dalam keadaan hidup. Terlebih lagi, pertempuran ini semakin dekat
dengan akhir.
'Cepatlah.'
Montus hanya memiliki 2 sayap yang tersisa. Dia dipenuhi
dengan kemarahan dan ingin membunuh semuanya, termasuk Weed dan Roderick. Tentu
saja, Montus memang dipenuhi amarah sejak awal, tapi sekarang resikonya semakin
besar. Karena, dia menyerang segalanya secara membabi buta.
Weed tak memiliki pilihan selain tetap bertahan hidup. Dan
monster itu mengangkat kedua lengan sambil menggumamkan sesuatu.
"Teleport!"
Weed mulai bergerak pada saat itu.
"Api terpancar dari tanah, api besar jatuh dari
langit."
Roderick melantunkan sebuah mantra sihir.
[Aura api telah diserap.
Maksimim HP, Mana, dan Vitality akan meningkat.
Strength-mu akan terus bertambah.]
Weed adalah seorang Chaos Warrior, sehingga mantra api
adalah bantuan yang lebih baik daripada blessing apapun. Api menyerang si
Demon. Weed pun sekali lagi menyerang eksistensi terkuat yang merupakan monster
bos di area ini.
"Seal of Oppression!"
Seperti yang sudah diduga, Montus tak begitu memperhatikan
pertahanannya. Dia hanya menerima serangan Weed dan Roderick, sambil terus
melantunkan mantra. Dan ledakan beruntun pun terjadi.
Saat mantra ditembakkan, Weed dengan cepat menghindar,
kemudian Roderick melindungi dirinya sendiri. Para Priest dan Paladin
berpencar, sehingga damage yang mereka terima berkurang, tapi mereka yang tak
bisa menghindarinya, mengerang kesakitan.
"Keohuhuhuk."
"Wahai Dewi Freya yang penyayang, tolong selamatkan
hambamu ini."
Para Priest terbunuh!
"Daemon of Ice."
Montus terus menyerang dengan sihir, tapi dia berada di
tengah-tengah kekacauan. Sehingga, dia tak menghindari serangan apapun. Api
yang membakar tubuh Montus masih belum padam.
"Terus menyerang! Para Paladin terus menembak dengan
busur kalian. Meskipun tampaknya tak terjadi perubahan apapun, tapi dia masih
menerima sedikit damage. Para Priest lebih berkonsentrasi pada serangan
daripada penyembuhan. Berikan serangan sihir suci!
Satu-satunya cara untuk mengurangi pengorbanan adalah dengan
mengalahkannya secepat mungkin."
Weed mengerahkan serangan habis-habisan. Bahkan, jika para
Priest dan Paladin berlevel lebih rendah, sihir suci mereka akan memberikan damage
pada Demon dan monster Undead.
Montus menyerang Roderick dan Weed secara bergantian, tapi
dia tak mendapatkan hasil apapun. Roderick memulihkan diri dengan meditasi,
sementara Weed secara cerdik menghindar dengan melakukan maneuver-manuver
menghindar.
Weed menarik perhatian Montus, sehingga memungkinkan
kelompok lain menyerangnya. Ini bukan pertarungan resmi, sehingga dia bebas
untuk menggunakan bawahannya.
"Hammer of Balker!"
Kali ini, Montus mengincar para Priest. Sebuah palu yang
memancarkan petir jatuh ke area, di mana para Priestess berkumpul. Palu itu
menembakkan petir ke seluruh penjuru saat menghantam tanah.
"Kyaah!"
Para Priestess tak sanggup menahan serangan tersebut,
kemudian tewas. Weed melihat tanda-tanda ini, kemudian dia melancarkan serangan
lagi, tapi dia tak bisa menghalangi sihir Montus.
"Bahamorg, kamu harus mencegah serangan yang ditujukan
pada para Priest."
"Dimengerti."
Bahamorg adalah seorang pahlawan yang bisa memblokir
serangan musuh. Tak jelas apakah dia bisa meng-intersep sihir Montus, tapi Weed
harus memberikan perintah dan mengambil resiko.
'Dengan berjalannya
waktu, kemungkinan kemenangan akan semakin meningkat. Montus hanya bisa
bertahan pada mode-mengamuk ini dalam waktu singkat.'