LMS_V34E09P02

9. Pahlawan dari Masa Lalu (2)
Player-player di wilayah kekuasaan Borghes di bagian
selatan. Meyer, Kenten Dreita, Enru, dan Frame!
Keempat orang ini berburu dalam sebuah party, mengabaikan
perang yang terjadi di Benua Tengah.
"Ke mana lagi kita harus pergi kali ini?"
"Haruskah kita pergi ke arah selatan?"
"Selatan?"
"Ya. Kita harus pergi berburu di Dungeon Ibellina, dan
kemudian melakukan beberapa pertukaran di sebuah kota gurun terdekat."
"Haruskah? Aku harus membeli sebuah buku sihir."
Mereka bukanlah para Merchant, tapi ransel mereka penuh
dengan barang-barang dasar untuk dijual. Itu bukanlah keuntungan yang besar, tapi
ini adalah sebuah cara untuk mendapatkan uang bagi para player yang berlevel di
atas 200.
"Ayo pergi!"
Mereka membeli persediaan terlebih dahulu, sebelum pergi ke
area Borghes di selatan. Itu adalah perjalanan yang menyenangkan, saat mereka
melintasi medan dan ikan-ikan yang berenang di sungai.
Ada beberapa kegiatan di wilayah kekuasaan duke, sehingga
mereka pergi ke selatan bersama 250 orang. Kerumunan player membuat para
monster tak akan menyerang, meskipun mereka adalah para player berlevel rendah.
"Apa-apaan ini. Bukankah in sebuah kota yang
aneh?"
"Apakah kita salah jalan?"
"Tidak. Aku pernah ke sini beberapa kali... itu benar.
Pernah ada kota di gurun ini bernama Probullen. Ada penunjuk arah ke kota
itu."
"Aku melihat beberapa bangunan yang masih tetap."
"Tak mungkin! Ini benar-benar Probullen. Sejak kapan
kota ini menjadi lebih besar?"
Para player terperangah pada pemandangan dari sebuah kota
yang begitu maju, di gurun selatan. Belum lama ini, ada puluhan bangunan putih
yang usang di gurun tersebut. Pasir menutupi sebagian besar bangunan-bangunan
tersebut, dan bahkan para Merchant kecil tak akan mendirikan pos perdagangan di
sana.
Tapi sekarang, itu adalah sebuah kota besar dengan puluhan
ribu bangunan. Dinding tebal dan parit mengelilingi kota itu, dan ada sejumlah
fasilitas untuk menarik air dari danau yang ada di dekat kota itu. Bahkan, para
Merchant yang biasanya bepergian melewati gurun itu terkejut!
"Aku baru saja datang ke sini dua hari yang lalu."
"Sungguh? Apa kota ini tak seperti ini pada waktu
itu?"
"Sama sekali tidak. Sihir apa yang menyebabkan
perubahan semacam ini, hanya dalam dua hari?"
"Haruskah kita ke sana dan melihatnya?"
"Aku akan pergi memeriksanya. Awalnya aku akan pergi
melewatinya, tapi sekarang aku tak bisa pergi begitu saja."
Para player yang penasaran dengan hati-hati pergi ke kota
itu. Para Warrior dari suku gurun menjaga Probullen. Enru menelan ludahnya dan
bertanya.
"Hei, apa ini Probullen?"
"Itu benar."
"Bukankah itu adalah sebuah desa kecil beberapa hari
yang lalu?"
"Aku tak tahu apa yang kamu bicarakan."
"Ada masalah kekurangan air, sehingga gurun merupakan
sebuah tempat yang sulit untuk ditinggali."
"Berisik sekali. Tak bisakah kamu melihat fasilitas
kota, yang kami banggakan?"
Para penjaga menjadi marah. Tapi mereka tak dihentikan untuk
memasuki kota. Para player bersorak, segera setelah memasuki kota.
"Wow! Ini menakjubkan!"
"Luar biasa!"
Toko-toko memamerkan sutra halus, baja, gading, dan
perhiasan. Equipment yang sulit ditemukan seperti scimitar di atas level 400,
dipamerkan di sini. Selain itu, di kota ini terdapat guild mercenary, di mana
para Desert Warrior yang tangguh bisa disewa.
Para Desert Warrior sangatlah kuat dan biaya sewanya rendah,
sehingga mereka sangat populer. Untuk menyewa mereka, mereka harus pergi ke
kota-kota besar di gurun, sehingga Probullen disambut dengan baik.
"Tu-tunggu sebentar. Kenapa level dari para tentara
bayaran begitu tinggi?"
"Seberapa tinggi?"
"Minimum 390. Yang lainnya 420."
"Biaya sewanya 400 gold per hari?"
"Tidak! Memang segitu."
"Hik!"
Para Merchant menyusuri jalanan yang penuh dengan toko-toko
yang menjual barang-barang secara berkelompok. Harga pasarnya juga telah banyak
berubah.
"Minyak? Itu adalah hal yang umum di kota kami. Aku tak
tertarik membeli barang impor. Ini adalah sebuah rahasia, tapi jika kamu mau
menjual sesuatu dengan harga yang mahal, maka bawalah barang-barang seperti
buah-buahan kering dan ikan yang diawetkan."
"Ikan yang diawetkan bisa dijual dengan harga yang
mahal?"
"Jumlah pengunjung meningkat belakangan ini, jadi itu
tak bisa dijamin. Mereka yamg datang duluan bisa mendapatkan harta yang
bagus."
Di masa lalu, makanan di gurun bisa dijual dengan harga yang
bagus, tanpa banyak syarat. Mereka sangat miskin, sehingga mereka tak bisa membeli
dalam jumlah yang besar. Tapi sekarang, pasarnya telah berkembang pesat,
sehingga barang-barangnya bisa dijual.
Populasi kota itu berkembang secara drastis, karena
peningkatan barang-barang. Ratusan item yang berbeda dipamerkan.
"Ya ampun! Lemon, kamangi, samin, peterseli, cabai,
seledri... Ada puluhan rempah-rempah yang berbeda."
"Bahkan ada kunyit yang sulit didapatkan!"
"Barang apa yang sedang kamu cari? Pedagang kota...
jika kamu menemukan sesuatu yang kamu inginkan, maka kami akan menjualnya
dengan harga murah."
"Sungguh?"
"Ya. Dan jangan pergi ke kota tua, Laos, yang ada di
selatan."
"Kenapa?"
Seorang Merchant di Probullen menyebutkan nama Laos pada
seorang petualang.
"Industri pewarnaan di sana sangat maju, dan itu adalah
sebuah tempat yang kaya raya. Sehingga mereka sering berbicara dengan cara
meremehkan tentang kami."
"Heok!"
Probullen bukanlah satu-satunya kota di gurun dengan perubahan
yang sangat besar. Beberapa kota begitu kaya, hingga tempat ini hanya tampak
seperti sebuah pos perdagangan.
'Jakpot!'
'Ini adalah suatu
kegemparan yang besar. Apa yang bisa aku jual dan beli?'
Para Adventurer dan Warrior menginginkan tempat berburu yang
bagus di wilayah yang maju. Para Merchant di kota-kota besar saling bersaing
satu sama lain. Para Merchant mengalami kebahagiaan dan kesedihan saat berusaha
membeli barang khas.
Sekarang ini, wilayah utara memiliki banyak perdagangan dan
membangun kekayaan mereka.
"Apa kita masih akan pergi ke Dungeon Ibellina?"
"Tidak! Ayo kita jelajahi lebih dalam kota ini."
"Aku juga setuju! Tak ada perlunya bergegas pergi ke
tempat berburu."
Meyer, Kenten Dreita, Enru, dan Frame menunda perburuan
dungeon mereka dan mengelilingi kota. Mereka mencoba berbicara dengan penduduk
untuk mendapatkan quest. Mereka mencoba berbicara dengan seorang nenek yang
duduk di sisi jalan yang menjual hiasan.
"Bagaimana caranya Probullen menjadi lebih besar?
Hahaha, kamu tak tahu fakta yang terkenal itu. Itu berkat Kaisar Agung dari
gurun, Weed-nim."
"W-Weed-nim!"